Ruang Lingkup Komunikasi Terapeutik
Terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari penyembuhan. Maka di sini dapat diartikan bahwa terapeutik adalah segala sesuatu yang memfasilitasi proses penyembuhan. Sehingga komunikasi terapeutik itu sendiri adalah komunikasi yang direncanakan dan dilakukan untuk membantu penyembuhan/pemulihan pasien. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi professional bagi perawat.
Tujuan Komunikasi Terapeutik
Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik, perawat akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya dengan klien, sehingga akan lebih efektif dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang telah diterapkan, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan profesi. Tujuan komunikasi terapeutik adalah:
1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan.
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
3. Memengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan dirinya sendiri.
Manfaat Komunikasi Terapeutik
Adapun manfaat komunikasi terapeutik adalah:
Syarat-syarat Komunikasi Terapeutik
Stuart dan Sundeen mengatakan ada dua persyaratan dasar untuk komunikasi terapeutik efektif:
Persyaratan-persyaratan untuk komunikasi terapeutik ini dibutuhkan untuk membentuk hubungan perawat - klien sehingga klien memungkinkan untuk mengimplementasikan proses keperawatan.
Komunikasi terapeutik ini akan efektif bila melalui penggunaan dan latihan yang sering.
Prinsip-prinsip Komunikasi Terapeutik
Prinsip-prinsip komunikasi terapeutik menurut Carl Rogers adalah:
Egan mengidentifikasi lima sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi terapeutik yaitu:
Rujukan: Damaiyanti, Mukhripah. 2010. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan. Bandung: Refika Aditama.
Tujuan Komunikasi Terapeutik
Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik, perawat akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya dengan klien, sehingga akan lebih efektif dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang telah diterapkan, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan profesi. Tujuan komunikasi terapeutik adalah:
1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan.
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
3. Memengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan dirinya sendiri.
Manfaat Komunikasi Terapeutik
Adapun manfaat komunikasi terapeutik adalah:
1. Mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dengan pasien melalui hubungan perawat - klien.
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan, dan mengkaji masalah dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat.
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan, dan mengkaji masalah dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat.
Stuart dan Sundeen mengatakan ada dua persyaratan dasar untuk komunikasi terapeutik efektif:
1. Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi maupun penerima pesan.
2. Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus dilakukan terlebih dahulu sebelum memberikan sarana, informasi maupun masukan.
2. Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus dilakukan terlebih dahulu sebelum memberikan sarana, informasi maupun masukan.
Persyaratan-persyaratan untuk komunikasi terapeutik ini dibutuhkan untuk membentuk hubungan perawat - klien sehingga klien memungkinkan untuk mengimplementasikan proses keperawatan.
Komunikasi terapeutik ini akan efektif bila melalui penggunaan dan latihan yang sering.
Prinsip-prinsip Komunikasi Terapeutik
Prinsip-prinsip komunikasi terapeutik menurut Carl Rogers adalah:
- Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati, memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
- Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling menghargai.
- Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
- Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien bebas berkembang tanpa rasa takut.
- Perawat harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap, tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
- Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun frustasi.
- Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya.
- Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya simpati bukan tindakan yang terapeutik.
- Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik.
- Mampu berperan sebagai role model agar dapat menunjukkan dan meyakinkan orang lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu keadaan sehat fisik mental, spiritual, dan gaya hidup.
- Disarankan untuk mengekspresikan perasaan bila dianggap mengganggu.
- Altruisme untuk mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain secara manusiawi.
- Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin mengambil keputusan berdasarkan prinsip kesejahteraan manusia.
- Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap diri sendiri atas tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain.
Egan mengidentifikasi lima sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi terapeutik yaitu:
- Berhadapan; Arti dari posisi ini adalah saya siap untuk anda.
- Mempertahankan kontak mata; Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap bekomunkasi.
- Membungkuk kearah klien; Posisi ini menunjukkan keinginan untuk menyatakan atau mendengarkan sesuatu:
- Memperlihatkan sikap terbuka; Tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi dan siap membantu.
- Tetap rileks; Tetap dapat mengendalikan kesimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberikan respons kepada pasien, meskipun dalam situasi yang kurang menyenangkan.
Rujukan: Damaiyanti, Mukhripah. 2010. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan. Bandung: Refika Aditama.
Posting Komentar untuk "Ruang Lingkup Komunikasi Terapeutik"