Sekilas Mengenai Surat Pembaca
Pernahkah kamu melihat surat pembaca di surat kabar? Apa yang kamu pikirkan pertama kali mengenai surat pembaca? Kalau saya pada awalnya menyangka bahwa surat pembaca adalah opini layaknya artikel, yang memungkinkan penulisnya mendapatkan honorarium. Ternyata tidak. Surat pembaca lebih merupakan opini singkat yang ditulis oleh pembaca dan dimuat dalam rubrik khusus surat pembaca.
Surat pembaca umumnya berisi keluhan atau komentar pembaca mengenai apa saja yang menyangkut kepentingan dirinya atau kepentingan umum, seperti keluhan terhadap tidak maksimalnya layanan publik, keluhan terhadap sebuah produk, dan lain sebagainya.
Panjang surat pembaca rata-rata 2-4 paragraf. Rubrik surat pembaca merupakan layanan publik dari pihak redaksi terhadap masyarakat. Mengapa demikian? Karena siapa pun boleh menulis dan mengirim surat pembaca, lagi pula layanan ini bersifat gratis, dalam artian pihak redaksi tidak memungut atau memberi penghargaan apa pun kepada penulisnya.
Lalu, bagaimana jika kita ingin mengirim surat pembaca yang sama, dengan redaksi kata yang sama kepada beberapa surat kabar? Apa dipebolehkan? Jawabannya boleh. Surat pembaca tidak dilarang untuk dikirim ke beberapa surat kabar tanpa perubahan redaksional apapun. Asalkan, surat pembaca tersebut merupakan asli karya sendiri, bukan jiplakan.
Ketentuan ini tidak berlaku bagi artikel. Sebuah artikel, hanya boleh dikirim ke satu media atau surat kabar. Jika ada yang mengirim satu artikel ke beberapa media, maka itu adalah tindakan yang tidak etis.
Surat pembaca biasanya dikirim melalui email redaksi surat kabar yang bersangkutan. Syaratnya antara lain, pembaca harus menyertakan fotocopy (scan) identitas diri seperti KTP, SIM, Kartu Pelajar, Kartu Remi, dan Kartu Mahasiswa yang masih berlaku.
Berikut ini contoh format surat pembaca yang akan dikirimkan :
Surat Pembaca :
DAMRI ELANG-CIBIRU KURANG NYAMAN
Mencermati kondisi terkini dari DAMRI rute Elang-Cibiru amat memprihatinkan. Saya sebagai warga Bandung dan pengguna jasa transportasi DAMRI merasa kurang terpuaskan. Pasalnya, keadaan di dalam DAMRI kurang begitu nyaman dan keamanan pun diragukan.
Sebagian DAMRI yang pernah saya tumpangi, atapnya bocor sehingga ketika hujan deras air pun masuk ke dalam. Selain itu, air merembes dari sela-sela jendela. Belum lagi dengan bebas masuknya pengamen dan pedagang asongan membuat keadaan di dalam DAMRI semakin tidak nyaman. Ditambah dengan tidak adanya batasan resmi jumlah penumpang yang naik, membuat DAMRI kadang menjadi penuh sesak.
Mungkin DAMRI rute Elang-Cibiru memerlukan pembenahan di beberapa sisi. Alangkah lebih baik jika fasilitas dan sistemnya disamakan, seperti DAMRI rute Cibiru-Kebon Kalapa yang saya rasa lebih aman dan nyaman.
Oleh karena itu, saya mohon kepada pihak pengelola DAMRI untuk memperhatikan dan membenahi kondisi DAMRI rute Elang-Cibiru, baik dari sisi fasilitas maupun sistem, agar DAMRI menjadi sarana transportasi publik yang aman, nyaman, dan efektif. Terima kasih.
Asep Abdul Rozak
Mahasiswa Jurnalistik UIN Bandung
Jln. Sadang No.168 Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung
Hanya untuk redaksi :
(Scan KTP/Identitas lain yang berlaku)
***
Berikut ini surat pembaca buatan saya yang dimuat di Harian Umum Pikiran Rakyat:
- Surat Pembaca : Benahi Kebun Binatang Bandung
- Surat Pembaca : DAMRI Elang-Cibiru Kurang Nyaman
- Surat Pembaca : Pasar Sehat yang tidak Sehat
Mudah-mudahan postingan ini bermanfaat. Wassalam
boleh minta alamat email PR nya ga kak?
BalasHapusredaksi@pikiran-rakyat.com
Hapus