Hindia-Belanda, Negara Asia Pertama di Piala Dunia
Dalam setiap gelaran Piala Dunia sepak bola, Benua Asia selalu diwakili negara-negara kawasan Asia Timur macam Jepang, Korea Selatan, Korea Utara, dan negara-negara kawasan Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Iran.
Lantas bagaimana dengan negara kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Asia Tengah? Negara-negara tiga kawasan tersebut seakan sulit merobohkan dominasi sepak bola Asia Timur dan Timur Tengah. Jangankan ke Piala Dunia, di Piala Asia saja sudah sulit. Apalagi Zona Asia digabung dengan Oceania dan Benua Australia yang menyumbangkan dua negara kuat yakni Australian dan Selandia Baru yang membuat persaingan semakin ketat.
Tapi tahukan kamu? Bahwa negara pertama yang mewakili Benua Asia di Piala Dunia bukan dari Asia Timur maupun Timur Tengah, melainkan dari Asia Tenggara. Apakah itu Thailand yang dijuluki "Raja" sepak bola ASEAN? Bukan. Negara pertama yang mewakili Benua Asia di Piala Dunia adalah Indonesia.
Serius? Sebenarnya bukan Indonesia yang dikenal saat ini, melainkan Hindia-Belanda yang kelak wilayahnya akan menjadi negara Indonesia. Meskipun bukan mewakili Indonesia, skuad Hindia-Belanda dihuni oleh pemain lokal digabung dengan warga Belanda. Miriplah dengan Timnas Indonesia saat ini yang dihuni beberapa pemain naturalisasi.
Dok. BBC Indonesia |
Piala Dunia yang diikuti oleh Hindia-Belanda adalah Piala Dunia 1938 di Perancis. Sejatinya, perwakilan Benua Asia di Piala Dunia adalah Jepang, namun akibat kendala transportasi akhirnya mereka mundur dari Piala Dunia. Sebagai gantinya, dikirimlah skuad Dutch East Indies atau Hindia-Belanda asuhan pelatih Johannes van Mastenbroek (Belanda).
Timnas Hindia-Belanda berada di bawah naungan Nederlandsche Indische Voetbal Unie (NIVU) yakni organisasi sepakbola di bawah naungan pemerintah kolonial Belanda yang diakui FIFA, bukan di bawah naungan PSSI yang telah didirikan delapan tahun sebelumnya (1930) oleh Ir.Soeratin.
Kiprah Hindia-Belanda yang bermaterikan pemain asal Jawa, Maluku, Tionghoa, dan Indo-Belanda tidak begitu mentereng. Di pertandingan pertama mereka dipecundangi Hungaria dengan skor telak 6-0, hasil tersebut mengakibatkan Hindia-Belanda harus angkat koper lebih awal dari Perancis karena kala itu Piala Dunia masih menggunakan sistem gugur.
CJ Goorhoff, seorang wartawan olahraga Belanda yang meliput pertandingan tersebut di Stadion Rheims mengatakan bahwa para pemain Hindia-Belanda terlihat layaknya kurcaci mengerubungi pemain Hungaria yang berperawakan tinggi besar. Meskipun begitu, Hindia-Belanda yang dipimpin kapten seorang dokter berkacamata tetap bermain terbuka.
Berikut video singkat pertandingan Hungaria versus Hindia-Belanda dalam Piala Dunia 1938, di stadion Rheims, Perancis:
Perjalanan ke Perancis
Seperti dilansir National Geographic Indonesia yang mengutip dari Surat kabar mingguan Java Bode yang terbit di Batavia pada masa itu, dan Java Post (situs yang dikelola di Belanda), para penggawa Hindia-Belanda menempuh perjalanan yang panjang untuk menuju ke lokasi Piala Dunia 1938.
Diawali berangkat dari pelabuhan Tanjung Priok menggunakan kapal laut Baluran pada 27 April 1938, dan tiba sebulan kemudian di pelabuhan Genoa, Italia. Perjalanan dilanjutkan menggunakan kereta api hingga ke stasiun Den Haag, Belanda.
Rombongan Timnas Hindia-Belanda tiba di Den Haag pada 18 Mei 1938. Di sana mereka menginap di Hotel Duinoord, di kota Wassenaar. Sebelum berangkat ke Perancis pada awal Juni 1938, dua laga uji coba sempat dilakoni Timnas Hindia-Belanda, antara lain menghadapi klub asal Den Haag yang berkesudahan dengan skor 2-2, dan menghadapi Haarleem yang berakhir dengan skor 5-3.
Pasca Piala Dunia 1938
Usai tersingkir dari Piala Dunia, Timnas Hindia-Belanda kembali ke Belanda untuk menggelar laga persahabatan dengan Timnas Belanda di Stadion Olimpiade Amsterdam, pada 26 Juni 1938. Dalam pertandingan tersebut, Timnas Hindia-Belanda harus tunduk pada "saudaranya" dengan skor telak 9-2.
Setelah tiga bulan di Eropa, rombongan Timnas Hindia-Belanda memutuskan untuk pulang ke tanah air pada 1 Juli 1938, dan tiga pekan kemudian kapal yang mereka tumpangi berlabuh kembali di Tanjung Priok.
Setelah skuad Timnas Hindia-Belanda kembali ke tanah air, keberadaan mereka seolah luput dari sorotan dan lenyap ditelan waktu, terlebih setelah pemerintah kolonial Belanda terusir dari Indonesia. Baru pada tahun 1951, tersiar kabar mantan kiper Timnas Hindia-Belanda, Tan Mo Heng lolos dalam seleksi Timnas Indonesia untuk menghadapi klub asal Singapura pada tahun 1951.
Dok. BBC Indonesia |
Sedangkan, kisah tragis dialami mantan gelandang Timnas Hindia-Belanda, Frans Alfred Meeng yang tewas dalam tragedi ditenggelamkannya kapal Jepang, Junyo Maru oleh kapal selam Inggris pada 18 September 1944, di perairan Sumatera.
Berikut ini daftar pemain dan pelatih yang memperkuat Timnas Hindia-Belanda di piala dunia 1938 Perancis:
Penjaga Gawang: Tan "Bing" Mo Heng (HCTNH Malang), Jack Samuels (Hercules Batavia).
Pemain Bertahan: Dorst, J. Harting Houdt Braaf Stand (HBS Soerabaja), Frans G. Hu Kon (Sparta Bandung), Teilherber (Djocoja Djogjakarta).
Gelandang: G.H.V.L. Faulhaber (Djocoja Djogjakarta), Frans Alfred Meeng (SVBB Batavia), Achmad Nawir (HBS Soerabaja), Anwar Sutan (VIOS Batavia), G. van den Burgh (SVV Semarang).
Penyerang: Tan Hong Djien (Tiong Hoa Soerabaja), Tan See Han (HBS Soerabaja), Isaac "Tjaak" Pattiwael (VV Jong Ambon Tjimahi), Suvarte Soedarmadji (HBS Soerabaja), M.J. Hans Taihuttu Voetbal Vereniging (VV Jong Ambon Tjimahi), R. Telwe (HBS Soerabaja), Herman Zomers (Hercules Batavia).
Pelatih: Johannes van Mastenbroek (Belanda).
good event
BalasHapusviagra asli
obat viagra
jual viagra
Waduh, saya belum berkeluarga, dan kayanya tidak butuh juga sih :D :D :D
HapusTogel haram Mbak... Tobat :D :D :D
BalasHapus